Langsung ke konten utama

Trip to Bangka Belitung (episode 2) pertama kali ke pelabuhan Tanjung Api-api


Lanjut cerita perjalanan ke Bangka Belitungnya. Dihari pertama kita di Palembang, kita langsung menuju ke pelabuhan Tanjung Api-api, yang kalau normalnya sih jaraknya 1-2 jam. Tapi kemarin kita agak ngaret karena trouble di jalan. Nah buat kalian yang mau ke pelabuhan Tanjung Api-api, disarankan untuk membawa bekal, atau beli makanannya pas di Palembang aja, karena lebih banyak pilihannya. Sepanjang jalan ke pelabuhan itu ada sih rumah makan, tapi gak banyak, dan yang banyak nya itu warung-warung bakso dan makanan kayak mie-mie aja. Karena kemarin kita nyampe nya siang di pelabuhan, akhirnya nyari-nyari rumah makan atau warung makan disekitaran pelabuhan. Akhirnya kita ketemu satu warung makan di pinggir jalan, lokasinya gak jauh dari kodim dekat pelabuhan itu. Akhirnya dirumah makan itu kita pesan makanan, yang kita pesan itu menu nya ayam goreng. Nah ternyata, di warung makan itu, ayam nya di goreng dulu, biasanya kan kita langsung ambil dan bungkus, ini jadinya nunggu ayamnya di masak dulu #gubraak. Tapi karena kita butuh, dan kayaknya harga di pelabuhan bakalan lebih mahal, akhirnya kita pesen juga, harganya 15rb per porsi. Biasanya kalau dirumah makan padang kan sayurnya gulai-gulai gitu ya, kalau ini sayur kol dan timun yang diiris (kayak lalapan) terus dikasih sambal terasi. Nah, lanjut cerita di perjalanan, kiri kanannya jalanan ke tanjung api-api itu awalnya bakalan ketemu banyak kebun sawit, tapi uniknya di antara pohon sawitnya itu ditanami padi, alias sawah. Jadi sawah di tengah kebun sawit gitu, gak pernah liat yang kayak gitu di Jambi, jadi unik. Terus juga banyak pohon kelapanya, jadi nuansanya itu kayak jalan di kampung laut yang di sabak, cuma jalannya lebih gede aja. Setelah perjalanan panjang ke pelabuhan, kita justru disambut sama hutan mangrove di sepanjang bibir pantainya, jadi kesan pertamanya itu kayak bukan ke pelabuhan, tapi masuk hutan. Tapi ternyata pelabuhannya ada di balik hutan mangrove itu. Di pelabuhan karena kita nyebrangnya pas weekend, dan libur imlek, jadi kita antri nya panjaaang dan lamaa banget. Kita masuk pelabuhan sebelum zuhur, dan kapalnya baru berangkat jam 7 maleem, kita naik kapal terakhir. Didalam kapal tempatnya nyaman, kebetulan kita naiknya kapal yang gede, tapi gak enaknya tempat duduknya terbatas, jadi kayak siapa cepet dia dapet. Didalamnya juga ada kantin, kita pesen makan malam disana, harganya sesuai lauknya, kalau gak salah ayam harganya 17 rb, terus kalau pop mie 10rb, dan kopi 8 rb. Ada pentas nyanyian dan penyanyi  juga disana, kenceng lagi suaranya,karena kita udah cape banget, akhirnya selesai sholat dan makan kita tertidur. Ombaknya tenang pas kita berngkat, jadi gak pake drama mabuk laut, perjalanannya sekitar 3 jam untuk sampai ke pelabuhan muntok, dan kita disambut sama angin lautnya yang kenceng dan dingiiin....(lanjut episod 3 yah :D)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip ke Kampung Laut : dari jalanan berdebu sampai titian kayu

Assalamualaikum, apa kabar kawan ? Tiap minggu kerjaannya cuma posting foto-foto sisa liburan, wkwkwkwk. Maklum la ya, supaya kontennya gak habis, sampe trip berikutnya lagi. Nah, kali ini saya mau cerita sedikit tentang trip kami (ber 3 dengan temen-temen) ke Kampung Laut. Kampung Laut ini salah satu daerah yang ada di kabupaten Tanjung Jabung Timur ( Sabak). Sebelumnya sudah pernah sampai ke Sabak, tapi ini trip pertama saya untuk ke Kampung Laut. Di trip ini, saya dan teman-teman berangkatnya gak naik mobil travel loh ya, kita motoran. Ini agak nekat si, karena sebelumnya gak pernah motoran sejauh ini. Untuk kalian yang mau motoran juga, jangan sampai lupa untuk minta izin orang tua yah, ini ngaruh banget untuk kelancaran perjalanan kita. Alhamdulillah, izin di dapat di detik-detik akhir menuju keberangkatan, setelah merayu sana-sini pastinya. Tujuan utama kami ke Sabak adalah ke Jembatan Sabak dan taman Samudra nya ( kalo gak salah, jadi lupa. Yang jelas posisi taman ini ...

Pop mie aja sih, tapi jadi sepuitis itu :D

Gaes, ada nggak disini yang tiap traveling, selain obat dan segala perintilannya, juga snack dan segala macamnya, gak lupa membawa pop mie dalam tas cangkringannya ? Yuup, salah satu makanan andalan buat yang hobi jelong-jelong murah itu ya pop mie. Salah satu ritual penting sebelum bepergian itu pasti belanja, emak-emak banget la ya. Kadang, kita bisa mikir-mikir dulu di depan rak pop mie di swalayan. Mulai dari milih ukurannya, rasanya, terus mikirin ntar nentengnya gimana, sedetail itu, ngebayang la ya. Tapi disitu serunya, kadang kalau gak sempat belanja bareng, kita main titip temen yang mau belanja, terus kalau ada promo dan sebagainya, pasti pilih yang banyak dapet untungnya, wkwkwkwk. Cerita soal pop mie, saya termasuk jarang sih makannya, kecuali pas lagi travelling. Oke, cerita pertama waktu sempat naik gunung beberapa waktu lalu, kita nikmatin pop mie nya di antara deru angin ketinggian. Daan, asliiik, itu nikmat banget dong, sampe foto-foto segala, sebahagia itu, haduuh...

dirayu senja selat berhala

Hi !!! numpang menyimpan kenangan lagi dong, boleh la ya ?? assalamualaikum, bulan Juli:) okeeey, hari ini mau menulis sedikit tentang trip singkat kemarin ke Pulau Berhala. Pulau yang secara hukum masuk wilayah Kepulauan Riau, namun secara pengelolaan di bagi menjadi dua, yaitu yang dikelola oleh Provinsi Jambi dan dikelola oleh Provinsi Kepulauan Riau. Buat masyarakat seputaran Kota Jambi yang bingung mau menghabiskan liburan kemana, Pulau Berhala ini rekomen banget. Sekarang sudah banyak travel agen yang melayani perjalanan ke Pulau Berhala lengkap dengan segala fasilitasnya, mulai dari transportasi ke Nipah Panjang, transportasi ke Pulau Berhala, penginapan, sampai barbequ-an, lengkap. Tapi, tentu aja, perjalanan kali ini gak pakai travel agen itu semua, alias saya dan rombongan modal gogle, nanya sana-sini, dan jreeng jreeng..kami jadi turis kesana tanpa bantuan travel agen. emang bisa ? bisa dong, buat yang hobi yang beginian malah letak keseruannya. okeey, lanjut cerita t...